Jam Janeng atau sering di sebut Janeng((Baca:JanEng).Kesenian tradisional ini yang paling mengena di hati saya(penulis),setiap hari malam jumat setelah acara aurod/tahlilan di desa saya selalu mengadakan yang disebut Janeng yang saat itu di lakukan oleh para pria bapak-bapak dan ada beberapa pemuda .Janeng Berisikan Alunan sholawat kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Berikut Deskripsi Kesenian Tradisional Jam Janeng bersumber Pemkab Kebumen.
Berikut Deskripsi Kesenian Tradisional Jam Janeng bersumber Pemkab Kebumen.
I | Nama Kesenian | : | JAMJANENG | |||
II. | Jenis Seni | : | Musik tradisional bernuansa Islam | |||
III | Alat Musik | : | Standar alat jamjaneng, alat jamjaneng terbuat dari kayu dan kulit. Ada 5 (lima) macam |
|||
1 | Gong |
:
|
Bentuknya seperti rebana besar dengan garis tengah + 60 s.d. 70 cm.
|
|||
2 | Petengah |
:
|
Seperti tersebut di atas namun bentuknya lebih kecil, garis tengah +30 s.d. 40 cm
|
|||
3. | Kenong |
:
|
Rebana paling kecil dengan ukuran garis tengah + 25 s.d. 35 cm.
|
|||
4 | Gendang |
:
|
Bentuknya sama dengan gendang pada kesenian karawitan.
|
|||
5 | Ketipung |
:
|
Gendang kecil.
|
|||
IV | Lagu yang dibawakan | : |
|
|||
V | Populasi | : | Kesenian Jamjaneng tersebar di semua desa di Kabupaten Kebumen bahkan banyak desa yang memiliki lebih dari satu kelompok. | |||
VI | Sejarah Singkat | : | Pada jaman kesultanan
Demak, agama Islam tersebar di berbagai penjuru Jawa Tengah, termasuk
juga wilayah Kebumen. Salahsatu penyebarnya adalah Sunan Kalijaga Di dalam menyiarkan agama Islam, Sunan Kalijaga memasukkan jalur seni, seperti di Demak dengan seni Wayang Kulit dengan musik gamelan. Demikian pula di daerah Kebumen, karena sulit untuk mendapatkan seperangkat gamelan, selain jauh dari pengrajin juga sangat mahal harganya. Kemudian Sunan Kalijaga menyuruh membuat alat kesenian dari potongan kayu yang dilobangi kemudian salah satu permukaannya ditutup dengan kulit binatang. Sedangkan untuk gendang ditutup keduanya. Disela – sela memberi pengajian diisi hiburan musik dari kayu dengan syair sholawat. Pembuat alat tersebut adalah seorang tukang yang berasal dari daerah Kebumen bernama KI JAMJANI. Sepeninggal Sunan Kalijaga, kesenian tersebut berkembang, bahkan beberapa desa di sekitarnya ikut membuat kesenian tersebut. Namun sampai Ki Jamjani meninggal, kesenian tersebut belum memiliki nama, hasil kesepakatan masyarakat dan atas saran Sunan Kalijaga, kesenian tersebut diberi nama JAMJANENG karena alatnya adalah hasil karya Kyai Jamjani, |
2 comments
ini info baru utk saya... tq min
Sama sama Mba Siti Z.. Semoga bermanfaat menambah informasi.
Silahkah Berkomentar dengan sopan,No Politik & SARA(*Seks,Agama,RAs) dan dilarang komentar yang memancing keributan.Kami sangat menghargai Komentar yang mengandung kritik membangun untuk KEPARATku lebih baik.
Silahkan Like & Share Setiap Tulisan Blog Ini, Terima Kasih